Sabtu, 15 Juni 2013

PERMASALAHAN SISTEM PENDIDKAN DI INDONESIA SAAT INI


SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

            Melihat kenyatan pada saat ini dunia pendidikan di sorot begitu jelas baik oleh media masa, cetak, dll , ada apakah dengannya?Yaitu kemerosotannya yang begitu lumayan drastis, kenapa demikian? Banyak faktor yang perlu kita bahas satu per satu, yaitu adalah:


Keunggulan-Keunggulan Sistem Pembelajaran :
            Sejauh ini, mulai sejak saya menempuh pendidikan dari tingkat SD-SMA keunggulan-keunggulan pembelajaran yang saya rasakan yaitu:
1.      Guru/Dosen dapat memberikan motivasi dan inovasi kepada peserta didiknya.
2.      Guru/Dosen dapat menguasai materi yang diajarkannya secara menyeluruh.
3.      Guru/Dosen menerangkan dan menjelaskan secara detail sehingga seluruh peserta didiknya benar-benar paham.
4.      Pemerintah mencanangkan program  wajib belajar 9 tahun, sehingga anak dari keluarga yang kurang mampu pun dapat merasakan pendidikan minimal sampai bangku SMP.
5.      Pihak sekolah/universitas mempunyai basis visi dan misi khusus sehingga unggul dalam hal tersebut.
6.      Pemerintah mencanangkan program bidik misi bagi siswa berprestasi dan merupakan dari keluarga yang kurang mampu, sehingga cita-cita peserta didik pun dapat terwujudkan.
7.      Pemerintah memberikan beasiswa kepada peserta didik yang berasal dari kelarga yang kurang mampu, sehingga peserta didik lebih semangat dalam pembelajaran.
8.      Pihak sekolah memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi, dan otomatis akan menjadikan moitvasi kepada peserta didik yang lainnya.
9.      Pihak sekolah/universitas mempunyai berbagai program pengembangan diri sehingga dapat melatih dan menyalurkan bakat minat peserta didik.
10.  Peserta didik dituntut aktif dalam setiap segi pembelajaran, sehingga menjadikan karakter yang berbobot.

Kekurangan-Kekurangan Sistem Pembelajaran :
            Sejauh ini, mulai sejak saya menempuh pendidikan dari tingkat SD-SMA kekurangan-kekurangan pembelajaran yang saya rasakan yaitu:
1.      Guru/Dosen sering  terlambat masuk kelas tanpa pemberitahua sebelumnya, sehingga menguragi waktu pembelajaran/tatap muka.
2.      Guru/Dosen belum menguasai secara menyeluruh tentang materi apa yang diajarkan, sehingga ilmu yang diserap peserta didik kurang maksimal.
3.      Pengaturan jadwal kuiah yang masih morat-marit sangat berdamapak negative kepada mahasiswa yang sudah melaksanakan kewajibannya membayar registrasi akademik.
4.      Motifasi pribadi dalam diri Guru/Dosen sangat kurang sehingga terkadang ataupun sering Guru/Dosen merasa malas untuk melakukan kewajibanyna yaitu mengajar.
5.      Penggunaan sistem kuriklum yang sering berubah-rubah sehingga membuat bingung guru-guru apalagi peserta didiknya.
6.      Model-model ujian Nasional yang pada kenyataannya tidak berhasil pada tahun ini.
7.      Penerapan peraturan-peraturan yang diterapkan di sekolah, yang kenyataannya belum bisa berhasil.
8.      Hubungan antar sekolah yang kurang terjalin secara harmonis sehingga berdampak memicu tawuran antar pelajar.
9.      Kurangnya konservasi secara moral, sehingga bentuk aspirasi mahasiswa secara langsung tidak dilandasi dengan hati melainkan dengan nafsu, sehigga menimbulkan demonstrasi yang merusak fasilitas baik umum maupun fasilitas khusus.
10.   Pembentukan karakter pada peserta didik kurang diterapkan sejak dini, sehingga peserta didik banyak yang tidak nyaman dengan apa yang sedang ditempuh sekarang.

Analisis sistem pembelajaran yang ideal :
1.      Seorang sosok guru tidak hanya mampu mengajar ataupun menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru, tetapi di sisi lain beliau memberikan berbagai inovasi dan motifasi sehingga membuka pandangan dan wawasan peserta didik, dan hal terebut secara otomatis akan berdampak positif pula pada nilai akhir peserta didik.
2.      Seorang sosok guru harus memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya, tentunya dalam segala hal.
3.      Peserta didik harus berperan aktif dan inovatif dalam sistem pembelajaran, agar supaya lancar dan berlangsung secara baik pembelajaran yang sedang ditempuh.
4.      Pemerintah lembaga pendidikan harus menerapkan sistem yang bijaksana sehingga tidak secara nyata menyiksa satu pihak saja.
5.      Lembaga pendidikan harus mempunyai standar kompetensi yang ideal, itupun dapat di buat berdsarkan kenyataan saat ini bahwa pendidikan di Indonesia semakin merosot.
6.      Semua pihak baik mulai dari Peserta didik, Guru, Dosen, dan Lembaga Pendidikan Indonesia harus secara bersama-sama membenahi keterpurukan dunia pendidikan saat ini.
7.      Kesadaran peserta didik untuk mengenyam pendidikan harus perlu di perdalam lagi melihat kenyataan yang ada di tengah-tengah masyarakat, masih banyak anak jalanan.
8.      Peran pemerintah dalam memberantas buta huruf harus terus diterapkan mengingat keberhasilan yang sudah mencapai 80% di Indonesia ini.
9.      Pemerataan pengajar baik Guru maupun Dosen harus dapat menyeluruh di seluruh pelosok Indonesia karena pada kenyataannya pendidikan di luar pulau jawa masih sangat kurang, jauh ketinggalan di bandingkan pendidikan di jawa.
10.  Pemerintah Pendidikan Indonesia harus dapat melihat secara menyeluruh setiap permsalahan yang setiap harinya timbul pada dunia pendidikan.

Rabu, 10 April 2013

MEKANIKA TEKNIK KONSTRUKSI RANGKA BATANG


KONSTRUKSI RANGKA BATANG (TRUSS)
Rangka batang (Truss)
1.      Konstruksi yang dirancang untuk menumpu beban dan biasanya berupa struktur
yang dikekang/disambung jepit penuh dan stasioner.
2.      Rangka batang terdiri dari batang-batang lurus yang berhubungan pada titik-titik
kumpul (SIMPUL) yang terletak di setiap ujung batang.
3.      Oleh karena itu batang-batang ini merupakan BATANG DENGAN DUA GAYA :
yaitu batang yang mengalami dua gaya sama besar dan berlawanan arah.
4.      Dua gaya tersebut merupakan gaya aksial  berupa gaya tarik atau gaya tekan.
Berlaku Hukum III Newton : AKSI = REAKSI
5.      Pembahasan dibatasi pada : statis tertentu atau rangka batang sederhana.
Syarat rangka batang sederhana :
1. Sumbu batang berimpit dengan garis penghubung antara kedua ujung sendi /
simpul. Titik pertemuan disebut : titik simpul. Garis yang menghubungkan
semua simpul pada rangka batang disebut : Garis Sistem.
2. Muatan/beban yang bekerja pada rangka batang harus ditangkap / diteruskan
pada simpul.
3. Garis sistem dan gaya luar harus terletak pada satu bidang datar.
4. Rangka batang ini harus merupakan rangka batang statis tertentu, baik ditinjau
dari keseimbangan luar dan keseimbangan dalam.

40

Bagian Rangka Batang :
• Batang Tepi : tepi atas dan tepi bawah.
• Batang Pengisi Diagonal
• Batang Pengisi Tegak
• Simpul
• Tumpuan
Kekakuan Rangka Batang
Jika jumlah simpul : S
jumlah batang : B
jumlah reaksi : R
maka :
• 2S – B – R = 0 rangka batang kaku
• 2S – B – R < 0 rangka batang tidak kaku
• 2S – B – R > 0 rangka batang statis tak tertentu.
Untuk rangka batang yang diletakkan pada tumpuan sendi dan roll, maka jumlah
reaksi (R) yang diberikan berjumlah 3 reaksi (1 dari roll dan 2 dari sendi).
Analisis Struktur Rangka Batang
Untuk menganalisi struktur rangka batang, dilakukan 2 langkah :
1. Memeriksa kekakuan rangka, untuk statis tertentu harus memenuhi :
2S – B – R = 0.
2. Menghitung keseimbangan gaya dalam.
Σ FX = 0 , Σ Fy = 0 , Σ M = 0
39
Metode Sambungan
(Metode Kesimbangan Titik Simpul)
• Analisi dilakukan di sambungan / simpul / pin
• Batang merupakan batang dan gaya, dimana satu gaya pada setiap ujung batang.
• Berlaku hukum III Newton : Aksi = reaksi (gaya besar sama tetapi arah berlawanan).
• Digunakan untuk menghitung gaya pada semua.
41

Kasus 1.
Cari reaksi di tumpunan dari konstruksi rangka batang sederhana berikut dan hitung
gaya masing-masing batang serta tentukan gaya tarik atau tekan.


Jawab :
• Pengecekan stabilitas :
Jumlah simpul (S) = 4
Jumlah batang (B) = 5
Jumlah reaksi (R) = 3
2S – B – R = 2(4) – 5 – 3 = 0 Rangka batang stabil
• Σ MB = 0
RVC (3,5) – 70 (1,2) – 24 (7) = 0
RVC = 72 kN (↑)
• Σ MC = 0
RVB (3,5) + 70 (1,2) + 24 (3,5) = 0
RVB = - 48 kN (↓)
• Pengecekan :
Σ FV = 0 = 72 – 24 – 48 = 0 perhitungan benar
• Σ FHB = 0
RHB - 70 = 0
RHB = 70 kN (←)
• Untuk menghitung besar gaya pada tiap simpul, maka digunakan prinsip poligon
gaya tertutup.
• Analisis tiap simpul dapat dibuat dalam bentuk diagram yang dikenal dengan
Diagram Maxwell


42

Panjang batang miring :
AB = AD = (3,5)2 + (1,2)2 = 3,7 m
Simpul B
a. Σ FHB = 0
70 - FHBC = 0
FHBC = 70 kN (simpul B tarik, batang BC tekan)
b. Σ FVB = 0
48 - 0
3,7
1,2 = CA F maka FCA = 148 kN (tarik)
Simpul C
a. Σ FHC = 0
70 - FHCB = 0
FHBC = 70 kN (simpul C tarik, batang CB tekan)
b. Σ FHC = 0
70 - FHCD = 0
FHBC = 70 kN (simpul C tarik, batang CD tekan)
c. Σ FVC = 0
72 - FVCA = 0
FVCA = 72 kN (tekan)
Simpul D
Σ FVD = 0
24 - 0
3,7
1,2 = DA F = 0
FDA = 74 kN (tarik)
= 0 terbukti
24 kN
70 kN
70 kN
48 kN 72 kN
43
Hasil Akhir



44

Kamis, 04 April 2013

TUGAS 4 TIK

Dibuat oleh Fedhi Andika
5101412006
.

“Pengembangan sumberdaya manusia melalui SMK rumpun bangunan”

Mata Pembelajaran praktik di SMK merupakan unit kegiatan pembelajaran dalam pembentukan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil. Namun kenyataannya, kualitas pembelajaran praktik di SMK, khususnya pada program keahlian Teknik Bangunan sangat rendah. Disamping itu diperoleh gambaran bahwa masih kurangnya bahan ajar penunjang praktik, juga metode pembelajaran yang dipakai guru masih menggunakan model konvensional. 

Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan bahan ajar pada strategi pembelajaran Laboratory Training matadiklat praktik kerja kayu program keahlian Teknik Bangunan.

Uji coba produk dilakukan melalui dua tahap yaitu uji pakar/expert judgement, dan uji lapangan. Uji pakar dilakukan dengan melibatkan pakar isi bidang studi dan pakar teknologi pembelajaran. Pakar bidang studi adalah dosen perguruan tinggi.Uji lapangan dilakukan dengan melibatkan guru SMK dan siswa SMK yang dapat mewakili populasi sasaran. Dalam uji coba lapangan juga dilibatkan dosen FT UM, 

Validasi bahan ajar pada penelitian ini kepada ahli bidang studi, ahli pembelajaran, guru dan siswa SMK. Hasil validasi sebagai berikut : (1) pegangan guru dengan tingkat nilai validasi 85.63%, nilai ini masuk di dalam kategori 1 yaitu antara 80% - 100% (valid), (2) RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) dengan tingkat validitas 91.67%, nilai ini masuk dalam kategori 1 yaitu antara 80% - 100% (valid), (3) lembar kerja siswa (job sheet) dengan tingkat validitas 96.94%, nilai ini masuk dalam kategori 1 yaitu antara 80% - 100% (valid).
Data terbaru dari sumber situs republika online mengutip penjelasan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyatakan bahwa 50 % dari total 900 ribu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) per tahun diserap dunia industri. Adapun sekitar 100 ribu siswa yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan, dan 40% sisanya masih belum mendapat kerja (Endro Yuwanto dan Erik Purnama Putra, http://www.republika.co.id/). Padahal tamatan SMK seharusnya memiliki kompetensi yang mampu bersaing di pasar tenaga kerja karena “Dalam perspektif Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) yang dasarnya life skills, telah menempati prioritas sebagaimana yang tertuang dalam tujuan SMK itu sendiri”

Keadaan yang ada saat ini, sistem pendidikan kita masih menekankan fungsinya sebagai pemasok tenaga kerja terdidik dari pada sebagai penghasil tenaga penggerak pembangunan (driving force). Tenaga kerja yang dihasilkan belum mampu melakukan pembaharuan dan penciptaan gagasan baru dalam rangka menciptakan dan memperluas lapangan kerja. Lulusan pendidikan kita lebih cenderung meminta pekerjaan (job seeker) daripada berinisiatif menciptakan pekerjaan atau kegiatan baru (job creator) (Susi Susilawati Harahap, 2009:92).
Dalam konteks ini, pemerintah terus mengupayakan peningkatan jumlah siswa dengan presentase perbandingan SMK dan SMA yaitu 70:30. Untuk itulah diperlukan perencanaan kurikulum yang menunjang dengan tujuan SMK itu sendiri dan mengutamakan mata pelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan dan lapangan pekerjaan atau yang sering disebut dengan Model Link and Match yaitu memilih mata pelajaran dan jurusan yang dapat menunjang pekerjaan.

Salah satu cara menghasilkan tenaga profesional dan mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan. Seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) pasal 4 (Peraturan Menteri, 2008:4) dijelaskan bahwa; “Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) wajib menerapkan standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-6
lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan”. Peraturan ini menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Dari sisi lainnya kelengkapan sarana dan prasarana dapat berdampak positif bagi keberhasilan siswa dalam memperoleh informasi sebagai upaya untuk membentuk karakter dibidang profesi yang siap terjun kedalam dunia kerja.


~Sekian~
*Terima kasih*